Popular Post

Sugeng Rawuh ---> Welcome ---> Ahlan wa Sahlan ---> Selamat Datang di Ngroto,Gubug,Grobogan
CahNgroto.NET

Thursday, April 29, 2010

Ngroto Terendam Banjir


Di Grobogan, Tanggul Sungai Tuntang di Desa Ngroto, Kecamatan Gubug, Grobogan, Rabu (28/4) dini hari jebol di empat titik. Masing-masing panjang 44 meter, 25 meter dan 10 meter di dua tempat dengan kedalaman 2 meter. Sedikitnya 1.579 rumah di lima desa tergenang air setinggi 30 cm 1,5 meter.
Tidak hanya itu, banjir juga menggenangi jalan raya Gubug-Salatiga setinggi 50 cm. Akibatnya, jalur lalu lintas sempat macet beberapa jam karena banyak kendaraan terjebak banjir. Jalur kereta api (KA) Jakarta-Surabaya melalui Semarang-Gubug sempat dialihkan melalui Brumbung-Kedungjati karena lintasan rel di Desa Papanrejo terkikis banjir sepanjang 20 meter.
Tanggul Tuntang Jebol, 1.579 Rumah Tergenang Setinggi 1,5 M rumah yang tergenang banjir paling banyak terjadi di Desa Ngroto. Menurut Sekdes Ngroto, Munthaha, ada 1.004 rumah tergenang setinggi 30 cm-1,5 meter. Satu rumah diantaranya roboh, 16 rusak parah, dan 25 rumah rusak ringan. Selain itu banjir juga merusak sekitar 10 hektar tanaman palawija, jalan desa sepanjang 2 km dan jalan irigasi sepanjang 5 meter. Disusul di Desa Papanrejo ada 350 rumah tergenang, Rowosari 180 rumah, Kuwaron 35 rumah, dan di Desa Trisari 10 rumah. Air juga menggenangi sebagian wilayah Kecamatan Tegowanu seperti Mangunsari dan Gebangan.
Hingga kemarin sore, air luapan Sungai Tuntang masih menggenangi ratusan rumah di Desa Rowosari. Menurut Sekdes Rowosari, Hardi, air yang menggenangi desanya kemungkinan akan terus bertambah, karena air keruh berwarna kuning dari arah hulu Sungai Tuntang tersebut berhenti terakhir di desanya sebelum masuk ke saluran KB-15.
Pemkab Grobogan siang kemarin langsung mengirim logistik kepada warga korban banjir. ”Saya telah mengirim beras 400 karung atau 9 ton kepada warga yang rumahnya tergenang banjir,” ungkap Kepala Badan Ketahanan pangan Pemkab Grobogan, Ir HM Hidayat.
Sementara PMI Cabang Grobogan mengirim bantuan mie instan dan obat-obatan. Sedangkan Badan Kesbanglinmas mengirim satu tim SAR bersama perahu karet ke lokasi banjir.
Menurut keterangan, jebolnya tanggul di Desa Ngroto jauh hari sudah diperkirakan warga setempat. Pasalnya, tanggul yang terletak di timur pemukiman penduduk itu kondisinya sangat kritis. ”Sekitar pukul 22.00, saya sudah berada di tanggul sambil melihat elevasi Sungai Tuntang makin tinggi karena daerah hulu Salatiga dan Bringin Kabupaten Semarang turun hujan. Benar juga, tiga jam kemudian, tanggul di sebelah timur rumah saya jebol sepanjang 44 meter,” ungkap Supriyanto (40), warga setempat yang rumahnya roboh disapu banjir.
Air keruh berwarna kuning tersebut langsung masuk ke pemukiman penduduk. Tidak hanya di Desa Ngroto, air juga menggenangi ratusan rumah di Desa Papanrejo, Trisaari, Kuwaron, Rowosari, dan Gubug.
Kepala Balai PSDA Jratun Ir Lukito menjelaskan, jebolnya tanggul di Desa Ngroto karena elevasi Sungai Tuntang melebih batas ambang. ”Hujan deras selama empat jam di daerah hulu Salatiga dan Bringin Kabupaten Semarang mengakibatkan debit Sungai Tuntang melebihi batas ambang hingga mencapai 800 m3 per detik,” ungkapnya ketika meninjau lokasi tanggul jebol bersama Ir Soebari dari Balai Besar Wilayah Pemalijuana, kemarin.
Pihaknya bersama Balai Besar Wilayah Sungai Pemalijuana untuk sementara akan melakukan perbaikan darurat dengan memasang trucuk bambu dan menguruk karung
Mereka telah mengetahui tanda-tanda senderan rumah di atas milik Muhtarom akan longsor. Senderan sudah retak-retak, sehingga membahayakan. Begitu hujan deras kembali mengguyur, mereka sekeluarga langsung mengungsi ke rumah orang tuanya. Sampai akhirnya musibah yang ditakutkan terjadi dan telah menerjang separuh bangunan rumah korban.
Saat kejadian, kata Subur, warga sekitar sempat panik ada korban yang tertimbun longsoran. Setelah dicek ternyata rumah yang setiap harinya dihuni kleuarga Mispan sudah dalam keadaan kosong. Guna mencegah agar rumah di atas yang sudah menggantung tidak longsor, untuk sementara warga menyangganya dengan bambu.
(Dis/Tas/Art) -a

http://www.kr.co.id/web/detail.php?sid=214745&actmenu=35

----------------------------------------------------------
29 April 2010 | 18:54 wib | Daerah
Warga Ngroto Khawatir Banjir Susulan

Grobogan, CyberNews. Sekitar 1500 Kepala Keluarga (KK) dengan 5087 jiwa di Desa Ngroto Kecamatan Gubug merasa khawatir akan datang banjir susulan karena tanggul Sungai Tuntang di desanya yang jebol belum diperbaiki hingga Kamis (29/4) sore. Banyak dari mereka yang masih mengungsi di rumah tetangga serta saudara sekitar yang rumahnya agak tinggi.

"Wajar kalau warga yang rumahnya di dekat tanggul masih mengungsi. Mereka jelas khawatir bila tiba-tiba air datang dari hulu dan langsung menghantam kembali," kata Meggy Nurrahmat, anggota Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD), Kamis (29/4).

Tanggul yang terletak di timur pemukiman penduduk tersebut jebol Rabu (28/4) dini hari di empat titik. Masing-masing panjang 44 meter, 25 meter dan 10 meter di dua tempat dengan kedalaman 2 meter. Menggenangi 1.579 rumah di lima desa setinggi 30 cm – 1,5 meter.

Hal sama diutarakan Prayitno (40), warga yang bermukim di barat tanggul. Pihaknya mengaku tidak bisa tidur jika tanggul yang terletak persis di sebelah timur rumahnya itu belum juga diperbaiki. "Keluarga saya saat ini masih mengungsi di rumah kerabat karena sumah saya hancur terterjang banjir. Agar tidak lagi ada korban, pemerintah seharusnya segera memperbaiki tanggul yang jebol tersebut," harapnya.

Tidak hanya rumah yang hancur, ayah tiga anak ini juga mengaku kehilangan dua ekor kambing, tiga ekor ayam, uang tunai Rp 350.000 dan perabot rumah tangga karena hanyut terbawa arus banjir.

Ketiga Kali
Jebolnya tanggul di titik timur rumahnya itu sudah ketiga kalinya. Pertama tahun 2005, kedua tahun 2008 dan ketiga Rabu dini hari lalu. Perbaikan tanggul yang dilakukan pemerintah selama ini dinilai tidak maksimal. Selain kurang tinggi dan lebar, juga kurang pemadatan.

Kepala Balai PSDA Jratun Ir Lukito mengatakan, untuk melakukan perbaikan tanggul yang jebol tersebut, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana. Untuk sementara perbaikannya akan dilakukan dengan memasang trucuk bambu dan menguruk karung plastik berisi tanah.

"Kami masih menunggu elevasi sungai surut dan harus mendatangkan tanah dari luar lokasi karena tanah di bantaran sungai masih lembek," terang Lukito.

Daerah sekitar Sungai Tuntang di Desa Ngroto merupakan daerah genangan. Namun aliran air dari limpasan sungai telah dirancang untuk mengalir melalui avoor yang kemudian masuk ke KB15.

( Dheky Kenedi /CN12 )

0 comments:

Iris : GGD

And i don't want the world to see me, 'cause i don't think that they'd understand, when everything's made to be broken, i just want you to know who i am,,,

My Project

Recent Post