Popular Post

Sugeng Rawuh ---> Welcome ---> Ahlan wa Sahlan ---> Selamat Datang di Ngroto,Gubug,Grobogan
CahNgroto.NET
Showing posts with label Arsip Kelinci. Show all posts
Showing posts with label Arsip Kelinci. Show all posts

Wednesday, February 7, 2007

Pemanfaatan dan analisis ekonomi usaha ternak kelinci di Pedesaan.

Oleh tetty
http://balitnak.litbang.deptan.go.id/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=197
Jumat, 03-Maret-2006, 14:29:45

Broto Wibowo, Sumanto, E.Juarini (2005). Pemanfaatan dan analisis ekonomi usaha ternak kelinci di Pedesaan. Dalam: Lokakarya Nasional Potensi dan Peluang Pengembangan Usaha Kelinci, Bandung: 30 September 2005. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan hal. 139-143.

ABSTRAK: Pengembangan ternak kelinci sudah dimulai sejak tahun 80an dan mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan masyarakat maupun pejabat pemerintah dalam mengatasi pemenuhan gizi. Namun saat ini jumlah populasinya tampak kurang berkembang dan belum merata, hanya jumlahnya terbatas pada wilayah sentra pariwisata.
Kendala utama dalam pengembangannya adalah masih adanya pengaruh psychologis antara manusia dengan ternak kelinci dalam hal memotong dan sekaligus untuk dimakan.
Kendala lainnya adalah angka kematian yang cukup tinggi dan masih perlu adanya sosialisasi mengkonsumsi daging dan penyediaan produk daging olahan yang menarik konsumen.
Disisi lain ternak kelinci bersifat prolifik dan jarak beranak yang pendek sehingga mampu menghasilkan jumlah anak yang cukup tinggi pada satuan waktu yang singkat (per tahun) sehingga dikenal sebagai penyedia daging yang handal.
Manfaat lainnya adalah sebagai penghasil kulit bulu, kotoran (feces) dan sebagai ternak kesayangan. Semua manfaat tersebut dapat menjadi tambahan pendapatan peternak.
Usaha peternakan kelinci selain sebagai pemenuhan gizi (subsisten) perlu adanya dukungan untuk mengarah pada usaha komersil-berorientasi pasar.
Telah dicoba dilakukan analisis terhadap usaha kelinci intensif yang berskala 20 ekor induk dan 5 ekor pejantan sebagai usaha penghasil daging dan kulit bulu selama satu tahun. Hasil analisis ekonomi menunjukkan bahwa keuntungan pada skala usaha tersebut adalah sebesar Rp 9.206.200/tahun atau Rp 767.183/bulan (dalam perhitungan ini dilakukan penilaian terhadap sisa kelinci yang belum berumur potong, karena dalam kas opnam masih tersisa sejumlah ternak muda).

Daging kelinci dapat menjadi makanan alternatif yang relatif mudah diperoleh. Daging itu mampu menurunkan risiko kolesterol dan penyakit jantung
Sayangnya, daging kelinci belum populer. "Padahal, mutu gizinya lebih bagus dibanding daging lainnya," kata Dr Yono C Raharjo dari Balai Penelitian Ternak Ciawi, Bogor, dalam Seminar Nasional bertema prospek ternak kelinci untuk meningkatkan gizi masyarakat, akhir pekan lalu.

Salah satu cara mengenalkan daging kelinci kepada masyarakat adalah dengan mengolah daging kelinci ke dalam beberapa jenis masakan seperti sate kelinci, sosis, dendeng, dan bakso. "Semakin cepat dimasak, kandungan gizi kelinci makin sedikit berkurang. Daging kelinci yang paling baik dimasak adalah daging kelinci muda karena lebih cepat matang," papar Kusmajadi

Menurutnya, daging kelinci berbeda dengan daging ternak ruminansia. Daging kelinci berserat halus dan warna sedikit pucat, sehingga dapat dikelompokkan dalam golongan daging berwarna putih seperti halnya daging ayam. Daging putih kadar lemaknya rendah dan glikogen tinggi.

"Rendahnya kandungan kolesterol dan natrium membuat daging kelinci sangat dianjurkan sebagai makanan untuk pasien penyakit jantung, usia lanjut, dan mereka yang bermasalah dengan kelebihan berat badan. "Keuntungan lainnya, tulang pada kelinci lebih tipis, dagingnya halus, dan seratnya pendek sehingga mudah dikunyah," papar Kusmajadi.


Liputan6.com,

Bandung: Sebuah hobi jika ditekuni secara sungguh-sungguh bisa mendatangkan manfaat yang berganda. Selain kegemaran dapat tersalurkan, keuntungan pun bisa diraih. Seperti yang dilakukan Rudy Hustamin. Pria satu ini sukses mengembangkan hobi memelihara kelinci menjadi sebuah bisnis yang memberikan keuntungan menjanjikan.

Rudy yang sehari-harinya tetap bekerja kantoran, menjalankan peternakan kelincinya menjadi usaha yang serius. Di atas lahan seluas 3.000 meter persegi di Kampung Cibadak, Kecamatan Parongpong, Desa Cigugur, Kabupaten Bandung Selatan, Jawa Barat, Rudy sengaja menernakkan puluhan kelinci dari berbagai jenis.

Namun, hewan hasil tangkarannya ini bukan untuk dikonsumsi tapi khusus untuk hewan peliharaan. Oleh karena itu, kelinci yang dipelihara Rudy adalah jenis-jenis unggul dengan ciri khas masing-masing yang sangat unik.

Kelinci-kelinci di peternakan ini ada yang berasal dari Indonesia maupun hasil persilangan dengan negara lain seperti Australia, Belanda, Amerika Serikat dan Inggris. "Kelinci itu jenisnya banyak. Ada Rex dari Amerika atau Dutch dan Nederlands dari Belanda. Kelinci-kelinci ukurannya lebih kecil tapi pasarannya lebih bagus," kata Rudy.

Bisnis peternakan kelinci ini mulai dirintis secara serius oleh Rudy sejak delapan tahun silam. Usaha ini didukung seluruh keluarganya yang juga sama-sama memiliki kegemaran memelihara hewan jinak berbulu tebal ini.

Dengan modal awal sebesar Rp 10 juta, Rudy mulai mencari lahan untuk mendirikan kandang, bahan makanannya dan mencari karyawan yang berasal dari masyarakat di sekitar lokasi peternakan. Setelah lama berjalan akhirnya peternakan yang dirintis Rudy sudah banyak mendatangkan penghasilan.

Selain kelinci hasil persilangan, di tempat ini juga terdapat kelinci dari jenis lainnya seperti Anggora, Australia, Himalaya, Lion dan Love. Harga setiap kelincinya berkisar antara Rp 10 ribu hingga Rp 150 ribu.

Menurut Ami dan Trisna, dua orang konsumen peternakan Rudy, kelinci yang ada di tempat ini lucu-lucu, menggemaskan dan harganya lumayan terjangkau. Selain itu, dibanding binatang peliharaan lainnya seperti kucing, perawatan kelinci lebih mudah. "Yang paling lucu kelinci jenis Dutch," kata Ami.

Konsumen yang datang ke breeding farm miliknya memang ada yang pelanggan perorangan tapi banyak juga pelanggan rutin yang berasal dari toko hewan di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi maupun beberapa kota besar lainnya di Nusantara.

"Kalau untuk pasokan ke beberapa daerah di Indonesia paling hanya untuk Balikpapan, Samarinda, Medan, dan Jambi. Maklum, namanya juga hobi jadi omzet kita juga enggak terlalu besar. Sekarang omset satu bulan rata-rata sekitar Rp 50 juta sampai Rp 60 juta. Satu minggu kita targetkan bisa menjual 300 ekor," kata Rudy.

Menurut Rudy, sejauh ini kelinci yang dipasarkan rata-rata usianya tiga bulan ke atas. Pasalnya, bila usianya lebih muda dari tiga bulan kelinci-kelinci tersebut masih belum kuat dengan perubahan udara maupun menerima beragam jenis makanan. Menyadari bahwa kelincinya juga memerlukan makanan dengan kandungan protein yang lengkap, Rudi berinisiatif untuk memproduksi sendiri makanan untuk binatang peliharaannya.

Dijelaskan Rudy, sewaktu kelincinya sedikit masih bisa diberi rumput ditambah sisa sayuran. Tapi, sesudah banyak dan jumlahnya melebihi 400 ekor ke atas, makanan jadi lebih sulit. "Makanya kita coba membikin makanan kering dalam bentuk pelet. Susunan proteinnya disesuaikan dengan kebutuhan kelinci itu sendiri," kata Rudy.

Bisnis peternakan kelinci yang dilakoni Rudy memang sudah menampakkan kemajuan dan memberikan penghasilan yang menjanjikan. Ke depan, meski Rudy tidak menetapkan target yang tinggi namun dia yakin usahanya ini dapat lebih meningkat. Yang lebih penting lagi usaha ini bisa membuka lapangan pekerjaan yang lebih banyak bagi orang yang membutuhkan.(IAN/Tim Usaha Anda)


PETERNAKAN KELINCI RUDY HUSTAMIN
Kampung Cibadak, Kecamatan parongpong,
Desa Cigugur, Kabupaten Bandung Selatan,
Jawa Barat

Prospek, peluang dan tantangan agribisnis ternak kelinci.

Oleh tetty
http://balitnak.litbang.deptan.go.id/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=188
Jumat, 03-Maret-2006, 14:26:30


Raharjo, Y.C. (2005) Prospek, peluang dan tantangan agribisnis ternak kelinci. Dalam: Lokakarya Nasional Potensi dan Peluang Pengembangan Usaha Kelinci. Bandung : 30 September 2005. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan hal. 6-15.

ABSTRAK: Peningkatan penduduk diikuti dengan meningkatnya kebutuhan pangan termasuk dari protein hewani dan kebutuhan pekerjaan, globalisasi pasar yang berdampak pada kompetisi, efisiensi produksi dan menghasilkan produk bermutu, serta kebutuhan devisa sehingga harus menciptakan produk ekspor adalah sebagian dari tantangan yang harus dihadapi termasuk oleh dunia peternakan.
Diantara berbagai komoditas ternak yang tersedia, kelinci, dari potensi yang dimilikinya, merupakan salah satu alternatif yang berpeluang. Potensi utama ternak kelinci dalam mewujudkan suatu agribisnis adalah kemampuannya untuk tumbuh dan berkembang biak dengan cepat, baik melalui pola usaha skala rumah tangga maupun skala industri. Selain itu, kelinci juga menghasikan berbagai ragam produk bermutu yang dibutuhkan pasar. Namun, tak dapat disangkal bahwa agribisnis ternak kelinci di berbagai negara, termasuk Indonesia, kurang populer dan kurang berkembang dibandingkan dengan ternak konvensional lainnya. Pengembangan agribisnis ternak kelinci di Indonesia, dalam hubungannya dengan masalah yang dihadapi, tidaklah terbatas pada teknologi semata, tetapi juga pada pemasaran dan kebijakan. Produk utama yang dihasilkan kelinci adalah daging 'sehat', yang tinggi kandungan protein, dan rendah kholesterol dan trigeliserida dan dapat dibuat dalam berbagai bentuk produk olahan, seperti sosis, abon, dendeng, nugget, burger dan lainnya.
Selain itu, jenis kelinci Rex dan Satin menghasilkan kulit-bulu (fur) untuk produk kulit-bulu eksklusif, dan kelinci Angora menghasilkan wool yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Kelinci New Zealand White telah lama dikenal sebagai kelinci percobaan dalam dunia farmasi dan kedokteran.
Berbagai jenis kelinci lain, yang memiliki penampilan lucu dan menarik, seperti Tan, Dwarf Hotot, Lops, Fuzzy, Jersey Wooly, Netherland Dwarf, Tris Mini Rex, menjadi idola sebagai kelinci hias atau kelinci kesayangan dengan harga jual relatif tinggi.
Tambahan pula, kotoran dan urine kelinci sangat diminati sebagai pupuk organik bermutu tinggi untuk tanaman sayuran dan bunga potong.
Masalah utama yang dihadapi dalam pengembangan kelinci adalah pasar yang masih sangat terbatas, karena sifat pemeliharaan yang masih sambilan dan skala kecil. Hal ini mengakibatkan kurangnya pasokan produk kelinci sehingga sulit untuk membentuk pasar. Hal ini terkait dengan, belum memasyarakatnya daging kelinci, baik karena kurangnya pasokan maupun keengganan mengkonsumsi daging kelinci yang, secara psikis, dianggap sebagai hewan yang lucu dan hewan kesayangan.
Khusus untuk produk kulit-bulu, pasar dalam negeri belum terbentuk, meskipun secara internasional, kulit-bulu kelinci Rex dan Satin, telah lama dimanfaatkan.
Dari info yahoo.com, khusus untuk subyek rabbit fur processsing, terdapat 3620 info, sedangkan untuk Europe rabbit fur industry 1750 info dan Japan rabbit fur 3950 info. Sifat pemeliharaan kelinci dan pembuatan kerajinan yang padat karya dan intensif, tingginya biaya tenaga kerja serta beragamnya musim yang berpengaruh terhadap produksi dan mutu produk menyebabkan industri ternak ini kurang berkembang sebagaimana industri ternak lainnya di negara-negara sub-tropis.
Sebaliknya, ditambah dengan kebutuhan pemenuhan gizi bagi masyarakat dan ketersediaan hijauan/bahan pakan sepanjang tahun, kelinci sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia.
Untuk menghasilkan fur bermutu tinggi, Rex dan Satin dipelihara didataran tinggi. Dalam suatu analisis usaha sederhana, untuk pemeliharaan 100 induk dan 10 pejantan, dibutuhkan biaya modal sebesar Rp. 59,3 juta (induk lokal)-Rp. 155,975 juta (induk impor), biaya operasional sebesar Rp. 46,687 juta untuk produksi 3 LS sampai umur potong (6 bulan pemeliharaan) dan pendapatan kotor sebesar Rp 110.234 juta, pada tingkat harga kulit-bulu US $ 1 (10%), $ 3 (10%), $6 (30%) dan $ 9 (50%) dan harga karkas Rp 20.000 per kg.
Berarti potensi keuntungan yang mungkin diperoleh adalah >130%. Pengembangan agrobisnis kelinci penghasil daging dan fur bermutu tinggi, memerlukan usaha promosi yang intensif dan kemampuan memasuki pasar atau bahkan menciptakan pasar. Pengembangan peternakan yang menyertakan operasi skala kecil, pemberdayaan peternakan rakyat, melibatkan koperasi, PKK dan industri terutama yang berorientasi ekspor seyogyanya merupakan salah satu sasaran pengembangan peternakan di era globalisasi ini.
Rabu, 22 Desember 2004 10:54

Kelinci dipelihara untuk dinikmati keindahan bulunya, dan dinikmati dagingnya karena lebih gurih dan halus bila dibandingkan dengan daging ayam, kolesterolnya pun rendah dan mengandung protein yang tinggi.Salah seorang pebisnis kelinci yaitu Ongky Sasongko, pemilik Conejo Rabbit Breeder di Yogyakarta. Saat ini ia memiliki 150 ekor kelinci hias yang terdiri dari 12-15 jenis. Setiap ekor bibit kelinci ia jual seharga Rp150 ribu-Rp200 ribu, sedangkan harga kelinci berukuran induk berkisar Rp250 ribu-Rp500 ribu. Untuk mendapatkan bibit kelinci yang bagus, ia mengaku sebagian harus didatangkan dari Eropa dan Australia.Manfaat yang diambil dari kelinci adalah bulu dan daging yang saat ini mulai laku di pasaran. Selain itu masih dapat dimanfaatkan untuk pupuk, kerajinan dan pakan ternak. "Air seninya bisa dipakai untuk penyubur tanaman anggrek dan pembasmi penyakit di daun," ujar Ongky.Kini permintaan kelinci meningkat, baik untuk dipotong maupun sebagai hewan peliharaan. Sayangnya, peternak kelinci di wilayah tempat tinggal Ongky belum mampu memenuhi permintaan itu karena kapasitas peternak yang masih terbatas. (Republika)
»»  Baca Selanjutnya >>>...

Tuesday, February 6, 2007

BUDIDAYA TERNAK KELINCI

BUDIDAYA TERNAK KELINCI

1.SEJARAH SINGKAT

Ternak ini semula hewan liar yang sulit dijinakkan. Kelinci dijinakkan sejak 2000tahun silam dengan tujuan keindahan, bahan pangan dan sebagai hewanpercobaan. Hampir setiap negara di dunia memiliki ternak kelinci karena kelincimempunyai daya adaptasi tubuh yang relatif tinggi sehingga mampu hidup dihampir seluruh dunia. Kelinci dikembangkan di daerah dengan populasipenduduk relatif tinggi, Adanya penyebaran kelinci juga menimbulkan sebutanyang berbeda, di Eropa disebut rabbit, Indonesia disebut kelinci, Jawa disebuttrewelu dan sebagainya.

2. SENTRA PERIKANAN

Di Indonesia masih terbatas daerah tertentu dan belum menjadi sentraproduksi/dengan kata lain pemeliharaan masih tradisional.

3. JENIS

Menurut sistem Binomial, bangsa kelinci diklasifikasikan sebagai berikut :
Ordo : Lagomorpha
Famili :Leporidae
Sub famili :Leporine
Genus : Lepus, Orictolagus
Spesies :Lepus spp., Orictolagus spp.

Jenis yang umum diternakkan adalah American Chinchilla, Angora, Belgian,Californian, Dutch, English Spot, Flemish Giant, Havana, Himalayan, NewZealand Red, White dan Black, Rex Amerika. Kelinci lokal yang adasebenarnya berasal dari dari Eropa yang telah bercampur dengan jenis lain hingga sulit dikenali lagi. Jenis New Zealand White dan Californian sangat baikuntuk produksi daging, sedangkan Angora baik untuk bulu.

4. MANFAAT

Manfaat yang diambil dari kelinci adalah bulu dan daging yang sampai saat inimulai laku keras di pasaran. Selain itu hasil ikutan masih dapat dimanfaatkanuntuk pupuk, kerajinan dan pakan ternak.

5. PERSYARATAN LOKASI

Dekat sumber air, jauh dari tempat kediaman, bebas gangguan asap, bau-bauan, suara bising dan terlindung dari predator.

6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

Yang perlu diperhatikan dalam usaha ternak kelinci adalah persiapan lokasiyang sesuai, pembuatan kandang, penyediaan bibit dan penyediaan pakan.
6.1. Penyiapan Sarana dan Perlengkapan
Fungsi kandang sebagai tempat berkembangbiak dengan suhu ideal 21 derajatC, sirkulasi udara lancar, lama pencahayaan ideal 12 jam dan melindungiternak dari predator.
Menurut kegunaan, kandang kelinci dibedakan menjadi kandang induk. Untuk induk/kelinci dewasa atau induk dan anak-anaknya,kandang jantan, khusus untuk pejantan dengan ukuran lebih besar danKandang anak lepas sapih.Untuk menghindari perkawinan awal kelompok dilakukan pemisahan antarajantan dan betina. Kandang berukuran 200x70x70 cm tinggi alas 50 cm cukupuntuk 12 ekor betina/10 ekor jantan. Kandang anak (kotak beranak) ukuran50x30x45 cm.
Menurut bentuknya kandang kelinci dibagi menjadi:
1) Kandang sistem postal, tanpa halaman pengumbaran, ditempatkan dalamruangan dan cocok untuk kelinci muda.
2) Kandang sistem ranch ; dilengkapi dengan halaman pengumbaran.
3) Kandang battery; mirip sangkar berderet dimana satu sangkar untuk satuekor dengan konstruksi Flatdech Battery (berjajar), Tier Battery (bertingkat),Pyramidal Battery (susun piramid).
Perlengkapan kandang yang diperlukan adalah tempat pakan dan minum yangtahan pecah dan mudah dibersihkan.
PembiibbiittaannUntuk syarat ternak tergantung dari tujuan utama pemeliharaan kelinci tersebut.Untuk tujuan jenis bulu maka jenis Angora, American Chinchilla dan Rexmerupakan ternak yang cocok. Sedang untuk tujuan daging maka jenis Belgian,Californian, Flemish Giant, Havana, Himalayan dan New Zealand merupakanternak yang cocok dipelihara.1) Pemilihan bibit dan calon indukBila peternakan bertujuan untuk daging, dipilih jenis kelinci yang berbobotbadan dan tinggi dengan perdagingan yang baik, sedangkan untuk tujuanbulu jelas memilih bibit-bibit yang punya potensi genetik pertumbuhan buluyang baik. Secara spesifik untuk keduanya harus punya sifat fertilitas tinggi,tidak mudah nervous, tidak cacat, mata bersih dan terawat, bulu tidak kusam,lincah/aktif bergerak.2) Perawatan Bibit dan calon indukPerawatan bibit menentukan kualitas induk yang baik pula, oleh karena ituperawatan utama yang perlu perhatian adalah pemberian pakan yang cukup,pengaturan dan sanitasi kandang yang baik serta mencegah kandang darigangguan luar.3) Sistem PemuliabiakanUntuk mendapat keturunan yang lebih baik dan mempertahankan sifat yangspesifik maka pembiakan dibedakan dalam 3 kategori yaitu:a. In Breeding (silang dalam), untuk mempertahankan dan menonjolkan sifatspesifik misalnya bulu, proporsi daging.b. Cross Breeding (silang luar), untuk mendapatkan keturunan lebihbaik/menambah sifat-sifat unggul.c. Pure Line Breeding (silang antara bibit murai), untuk mendapatbangsa/jenis baru yang diharapkan memiliki penampilan yang merupakanperpaduan 2 keunggulan bibit.4) Reproduksi dan PerkawinanKelinci betina segera dikawinkan ketika mencapai dewasa pada umur 5bulan (betina dan jantan). Bila terlalu muda kesehatan terganggu dan danmortalitas anak tinggi. Bila pejantan pertama kali mengawini, sebaiknyakawinkan dengan betina yang sudah pernah beranak. Waktu kawin pagi/sorehari di kandang pejantan dan biarkan hingga terjadi 2 kali perkawinan,setelah itu pejantan dipisahkan.
--------------------------------------------------------------------------------
Page 4
TTG BUDIDAYA PETERNAKANHal. 4/ 9Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan TeknologiGedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tel. 021 316 916669, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id5) Proses KelahiranSetelah perkawinan kelinci akan mengalami kebuntingan selama 30-32 hari.Kebuntingan pada kelinci dapat dideteksi dengan meraba perut kelinci betina12-14 hari setelah perkawinan, bila terasa ada bola-bola kecil berarti terjadikebuntingan. Lima hari menjelang kelahiran induk dipindah ke kandangberanak untuk memberi kesempatan menyiapkan penghangat dengan caramerontokkan bulunya. Kelahiran kelinci yang sering terjadi malam haridengan kondisi anak lemah, mata tertutup dan tidak berbulu. Jumlah anakyang dilahirkan bervariasi sekitar 6-10 ekor.66..33.. PPeemmeelliihhaarraaaann1) Sanitasi dan Tindakan PreventifTempat pemeliharaan diusahakan selalu kering agar tidak jadi sarangpenyakit. Tempat yang lembab dan basah menyebabkan kelinci mudah pilekdan terserang penyakit kulit.2) Pengontrolan PenyakitKelinci yang terserang penyakit umumnya punya gejala lesu, nafsu makanturun, suhu badan naik dan mata sayu. Bila kelinci menunjukkan hal inisegera dikarantinakan dan benda pencemar juga segera disingkirkan untukmencegah wabah penyakit.3) Perawatan TernakPenyapihan anak kelinci dilakukan setelah umur 7-8 minggu. Anak sapihanditempatkan kandang tersendiri dengan isi 2-3 ekor/kandang dan disediakanpakan yang cukup dan berkualitas. Pemisahan berdasar kelamin perlu untukmencegah dewasa yang terlalu dini. Pengebirian dapat dilakukan saatmenjelang dewasa. Umumnya dilakukan pada kelinci jantan denganmembuang testisnya.4) Pemberian PakanJenis pakan yang diberikan meliputi hijauan meliputi rumput lapangan,rumput gajah, sayuran meliputi kol, sawi, kangkung, daun kacang, daun turidan daun kacang panjang, biji-bijian/pakan penguat meliputi jagung, kacanghijau, padi, kacang tanah, sorghum, dedak dan bungkil-bungkilan. Untukmemenuhi pakan ini perlu pakan tambahn berupa konsentrat yang dapatdibeli di toko pakan ternak.
--------------------------------------------------------------------------------
Page 5
TTG BUDIDAYA PETERNAKANHal. 5/ 9Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan TeknologiGedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tel. 021 316 916669, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.idPakan dan minum diberikan dipagi hari sekitar pukul 10.00. Kelinci diberipakan dedak yang dicampur sedikit air. Pukul 13.00 diberi rumputsedikit/secukupnya dan pukul 18.00 rumput diberikan dalam jumlah yanglebih banyak. Pemberian air minum perlu disediakan di kandang untukmencukupi kebutuhan cairan tubuhnya.5) Pemeliharaan KandangLantai/alas kandang, tempat pakan dan minum, sisa pakan dan kotoran kelincisetiap hari harus dibersihkan untuk menghindari timbulnya penyakit. Sinarmatahari pagi harus masuk ke kandang untuk membunuh bibit penyakit.Dinding kandang dicat dengan kapur/ter. Kandang bekas kelinci sakitdibersihkan dengan kreolin/lysol.7. HAMA DAN PENYAKIT1) BisulPenyebab: terjadinya pengumpulan darah kotor di bawah kulit.Pengendalian: pembedahan dan pengeluaran darah kotor selanjutnyadiberi Jodium.2) KudisPenyebab: Darcoptes scabiei. Gejala: ditandai dengan koreng di tubuh.Pengendalian: dengan antibiotik salep.3) EksimPenyebab: kotoran yang menempel di kulit. Pengendalian: menggunakansalep/bedak Salicyl.4) Penyakit telingaPenyebab: kutu. Pengendalian: meneteskan minyak nabati.5) Penyakit kulit kepalaPenyebab: jamur. Gejala: timbul semacam sisik pada kepala.Pengendalian: dengan bubuk belerang.6) Penyakit mataPenyebab: bakteri dan debu. Gejala: mata basah dan berair terus.Pengendalian: dengan salep mata.7) MastitisPenyebab: susu yang keluar sedikit/tak dapat keluar. Gejala: putingmengeras dan panas bila dipegang. Pengendalian: dengan tidak menyapihanak terlalu mendadak.
--------------------------------------------------------------------------------
Page 6
TTG BUDIDAYA PETERNAKANHal. 6/ 9Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan TeknologiGedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tel. 021 316 916669, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id8) PilekPenyebab: virus. Gejala: hidungberairterus. Pengendalian:penyemprotan antiseptik pada hidung.9) Radang paru-paruPenyebab: bakteri Pasteurella multocida. Gejala: napas sesak, mata dantelinga kebiruan. Pengendalian: diberi minum Sul-Q-nox.10) Berak darahPenyebab: protozoa Eimeira. Gejala: nafsu makan hilang, tubuh kurus,perut membesar dan mencret darah. Pengendalian: diberi minumsulfaquinxalin dosis 12 ml dalam 1 liter air.11) Hama pada kelinci umumnya merupakan predator dari kelinci sepertianjing.Pada umumnya pencegahan dan pengendalianhama dan penyakit dilakukandengan menjaga kebersihan lingkungan kandang, pemberian pakan yangsesuai dan memenuhi gizi dan penyingkiran sesegera mungkin ternak yangsakit.8. PANEN8.1. Hasil UtamaHasil utama kelinci adalah daging dan bulu8.2. Hasil TambahanHasil tambahan berupa kotoran untuk pupuk8.3. PenangkapanKemudian yang perlu diperhatikan cara memegang kelinci hendaknya yangbenar agar kelinci tidak kesakitan.9. PASCAPANEN9.1. StovingKelinci dipuasakan 6-10 jam sebelum potong untuk mengosongkan usus.Pemberian minum tetap .
--------------------------------------------------------------------------------
Page 7
TTG BUDIDAYA PETERNAKANHal. 7/ 9Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan TeknologiGedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tel. 021 316 916669, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id9.2. PemotonganPemotongan dapat dengan 3 cara:1) Pemukulan pendahuluan, kelinci dipukul dengan benda tumpul pada kepaladan saat koma disembelih.2) Pematahan tulang leher, dipatahkan dengan tarikan pada tulang leher. Caraini kurang baik.3) Pemotongan biasa, sama seperti memotong ternak lain.9.3. PengulitanDilaksanakan mulai dari kaki belakang ke arah kepala dengan posisi kelincidigantung.9.4. Pengeluaran JeroanKulit perut disayat dari pusar ke ekor kemudian jeroan seperti usus, jantung danparu-paru dikeluarkan. Yang perlu diperhatikan kandung kemih jangan sampaipecah karena dapat mempengaruhi kualitas karkas.9.5. Pemotongan KarkasKelinci dipotong jadi 8 bagian, 2 potong kaki depan, 2 potong kaki belakang, 2potong bagian dada dan 2 potong bagian belakang. Presentase karkas yangbaik 49-52%.10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA1100..11..AAnnaalliissiiss UUssaahhaa BBuuddiiddaayyaaPerkiraan analisis budidaya kelinci didasarkan pada jumlah ternak per 20 ekorinduk:1) Biaya Produksia. Kandang dan perlengkapan Rp. 1.000.000,-b. Bibit induk 20 ekor @ Rp. 30.000,Rp. 600.000,-c. Pejantan 3 ekor @ Rp. 20.000,-Rp. 60.000,-d. Pakan- Sayur + rumputRp. 1.000.000,-- Konsetrat (pakan tambahan)Rp. 2.000.000,-e. ObatRp. 1.000.000,-f. Tenaga kerja 2 x 12 x Rp. 150.000,-Rp. 3.600.000,-Jumlah biaya produksiRp. 9.260.000,-
--------------------------------------------------------------------------------
Page 8
TTG BUDIDAYA PETERNAKANHal. 8/ 9Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan TeknologiGedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tel. 021 316 916669, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id2) PendapatanKelahiran hidup/induk/tahun = 31 ekorPenjualan:a. Bibit: 20 x 15 x Rp. 20.000,-Rp. 6.000.000,-b. Kelinci potong 20 x 15 x Rp. 50.000,-Rp. 15.000.000,-c. Feses/kotoranRp. 60.000,-d. Bulu Rp. 750.000,-Jumlah pendapatanRp. 21.810.000,-3) KeuntunganRp. 12.550.000,-4) Parameter kelayakan usaha- B/C ratio= 2,361100..22..GGaammbbaarraann PPeelluuaanngg AAggrriibbiissnniissGerakan peningkatan gizi yang dicanangkan pemerintah terutama yang berasaldari protein hewani sampai saat ini masih belum terpenuhi. Kebutuhan dagingkita masih banyak dipenuhi dari impor. Kelinci yang punya keunggulan dalamcepatnya berkembang, mutu daging yang tinggi, pemeliharaan mudah danrendahnya biaya produksi menjadikan ternak ini sangat potensial untukdikembangkan. Apalagi didukung dengan permintaan pasar dan harga dagingmaupun bulu yang cukup tinggi.11. DAFTAR PUSTAKA1) Anonymous, 1986, Pemeliharaan Kelinci dan Burung Puyuh, Yasaguna,Jakarta.2) Kartadisastra. HR, 1995, Beternak Kelinci Unggul, Kanisius, Yogyakarta.3) Sarwono. B, 1985, Beternak Kelinci Unggul, Penebar Swadaya, Jakarta.4) Yunus. M dan Minarti. S, 1990, Aneka Ternak, Universitas Brawijaya,Malang.
--------------------------------------------------------------------------------
Page 9
TTG BUDIDAYA PETERNAKANHal. 9/ 9Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan TeknologiGedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tel. 021 316 916669, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id12. KONTAK HUBUNGAN1) Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENASJl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 98292) Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, Deputi Bidang Pendayagunaandan Pemasyarakatan Iptek, Gedung II BPPT Lantai 6, Jl. M.H.Thamrin No. 8,Jakarta 10340, Indonesia, Tel. +62 21 316 916669, Fax. +62 21 310 1952,Situs Web: http://www.ristek.go.idJakarta, Maret 2000Sumber : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, BappenasEditor: Kemal PrihatmanKEMBALI KE MENU
»»  Baca Selanjutnya >>>...

Sunday, February 4, 2007

Dulu Hanya Hobi, Kini Juga Bisnis

Rabu, 22 Desember 2004
Beternak Kelinci
Dulu Hanya Hobi, Kini Juga Bisnis

Kelinci dipelihara untuk dinikmati keindahan bulunya, dan dinikmati dagingnya karena lebih gurih dan halus dibanding daging ayam, atau kambing. Bila Anda penggemar hewan kelinci, maka Anda cukup beruntung. Karena, kalau sebelumnya memiliki kelinci hanya menjadikannya hewan peliharaan dan hias, kini kelinci bernilai bisnis. Permintaan daging binatang itu sekarang meningkat.

Alasan orang memelihara kelinci adalah karena hewan ini jinak dan lucu. Beberapa jenis di antaranya memiliki bulu menarik sehingga orang semakin meminatinya untuk hiburan di rumah. Orang lalu mencoba mengembangbiakkan kelinci karena bibit hewan ini sebagian masih harus didatangkan dari Australia, atau Eropa.

Salah seorang pecinta dan sekaligus pebisnis kelinci adalah Ongky Sasongko, pemilik Conejo Rabbit Breeder di Yogyakarta. Ia mengawali hobi beternak kelinci dengan membeli beberapa ekor sebagai bibit. Namun, karena usianya masih muda hewan itu banyak yang mati. Dari pengalaman ia tahu bahwa setelah lahir, kelinci membutuhkan waktu sekitar 40 hari untuk mandiri dari induknya,

Ongky pun banyak belajar bagaimana memelihara kelinci dari berbagai sumber informasi. Sejak empat tahun lalu pria yang memiliki latar belakang pendidikan arsitektur ini mulai serius beternak kelinci. Saat ini ia memiliki sekitar 150 ekor kelinci hias yang terdiri atas 12-15 jenis, seperti Rex America, Dwarf, English Spot, Dutch, jersey wolley, harley queen, dan sebagainya. Di dunia sebenarnya ada 72 jenis kelinci hias dan potong. Sekitar 50 jenis di antaranya terdapat di Indonesia.

Setiap ekor bibit kelinci Ongky menjualnya seharga Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu. Harga kelinci berukuran induk berkisar Rp 250 ribu hingga Rp 500 ribu per ekor. Ongky mencari bibit itu hingga ke Bandung, dan wilayah lain di Pulau Jawa. Ia berharap bibit kelinci bermutu bisa terus didatangkan ke Indonesia agar bibit bermutu bisa dilestarikan. ''Pada zaman Pak Harto ada banyak bibit bagus di Tapos tapi sekarang lain. Saya ingin ada perhatian dari pemerintah untuk ini,'' lanjutnya.

Rendah kolesterol
Hewan ini bisa dilepas di halaman terbuka di rumah, atau dalam kandang yang dibuat secara khusus. Bila dilepas di halaman, kelinci akan memakan tanaman yang ada di halaman. Kandang yang dipakai sebaiknya berukuran minimal 60 x 40 sentimeter untuk seekor kelinci. Kandang itu harus bersih, tidak lembab, cukup penyinaran, dan anam dari makhluk predator semisal musang, tikus, dan ular.

Selain sayuran, kelinci juga makan rumput, bekatul, ampas tahu, atau gandum. Sebagai menu tambahan bisa pula diberikan apel, atau pisang. Hewan ini juga termasuk yang tidak mudah sakit. Penyakit yang sering diderita kelinci adalah scabbies, sejenis kudis di kulit yang amat gatal. Penyakit ini biasanya muncul bila ia berada di tempat yang lembab tapi bisa diatasi dengan obat oles. Penyakit lainnya adalah pilek, atau batuk sebagaimana layaknya manusia. ''Kalau sakit bisa diberikan obat manusia asalkan dosisnya dikurangi.'' Selain dipelihara untuk dinikmati keindahan bulunya, daging kelinci telah lama dinikmati orang karena lebih gurih dan halus dibanding daging ayam, atau kambing. ''Kolesterolnya rendah dan mengandung protein yang tinggi,'' kata Ongky.

Dari benua lainKebanyakan kelinci yang dipotong dan dimasak begitu adalah yang berasal dari Selandia Baru, atau Australia. Jenis lain adalah Flaam Reuss yang berasal dari Reropa. Biasanya berat kelinci ini mencapai 5-6 kg per ekor. ''Sebenarnya semua jenis kelinci bisa dipotong, tapi orang sayang karena bulunya yang menarik dan binatangnya lucu. Jadi, kelinci dipelihara saja,''tuturnya.

Kini permintaan kelinci meningkat, baik untuk dipotong maupun sebagai hewan peliharaan. Beberapa pesanan daging kelinci datang dari rumah makan, atau swalayan. Sayang, peternak kelinci di wilayah tempat tinggal Ongky belum sanggup memenuhi permintaan itu karena kapasitas peternak yang masih terbatas.

Sugiharto, peternak bibit kelinci Griya Unggul Yogyakarta mengakui hal tersebut. Dari ratusan ekor kelinci Australia yang ia miliki, kini hanya tersisa 50 ekor di kandang karena banyaknya permintaan. Pria yang menjalankan bisnisnya di Sleman, Yogyakarta sejak 1996 ini menjual tiap ekor kelinci sebesar Rp 30 ribu. Sedangkan daging kelinci potong dijual Rp 9 ribu hingga Rp 10 ribu per ekor.

Para peternak pun masih banyak belajar dari peternak lainnya melalui paguyuban peternak kelinci yang dikelola Sugiharrto bersama sekitar 50 peternak lainnya. Besarnya minat beternak kelinci itu lantaran memeliharanya tidak sulit. ''Kalau gagal beternak sampai 30 persen, itu masih dapat dikatakan berhasil,'' tukas Sugigarto.
Untuk Dipotong, atau demi Bulu
Kelinci adalah salah satu hewan yang bisa dijumpai di banyak negara karena ia bisa beradaptasi dengan berbagai iklim di banyak negara. Menurut situs www.iptek.net.id tentang teknologi tepat guna yang dilansir Kementerian Riset dan Teknologi Indonesia, penyebaran pemeliharaan kelinci masih tradisional.
Jenis yang umum diternakkan adalah American Chinchilla, Angora, Belgian, Californian, Dutch, English Spot, Flemish Giant, Havana, Himalayan, New Zealand Red, White dan Black, dan Rex America. Kelinci lokal sebenarnya berasal dari Eropa yang telah bercampur dengan jenis lain hingga sulit dikenali lagi.
Manfaat yang diambil dari kelinci adalah bulu dan daging yang sampai saat ini mulai laku keras di pasaran. Selain itu masih dapat dimanfaatkan untuk pupuk, kerajinan dan pakan ternak. ''Air seninya bisa dipakai untuk penyubur tanaman anggrek dan pembasmi penyakit di daun,'' kata Ongky Sasongko, pemilik Conejo Rabbit Breeder di Yogyakarta.
Menurut situs iptek tadi, fungsi kandang sebagai tempat berkembang biak diberi suhu ideal 21 derajat Celsius. Sirkulasi udara lancar, lama pencahayaan ideal 12 jam dan melindungi ternak dari predator. Kandang kelinci dibedakan menurut kegunaannya. Untuk dipakai induk atau kelinci dewasa, atau induk dan anak-anaknya, kandang jantan, khusus untuk pejantan dengan ukuran lebih besar, dan kandang anak lepas sapih. Untuk menghindari perkawinan awal kelompok dilakukan pemisahan antara jantan dan betina. Kandang berukuran 200x70x70 cm tinggi alas 50 cm cukup untuk 12 ekor betina/10 ekor jantan. Kandang anak (kotak beranak) beukuran 50x30x45 cm.
Untuk tujuan apa Anda memelihara kelinci akan menentukan jenisnya. Jika ingin mendapatkan bulu, yang cocok adalah jenis Angora, American Chinchilla dan Rex. Sedang untuk tujuan potong jenis Belgian, Californian, Flemish Giant, Havana, Himalayan dan New Zealand merupakan ternak yang cocok dipelihara. Baik untuk tujuan mendapatkan bulu maupun dagingnya, kelinci harus punya sifat fertilitas tinggi, tidak mudah panik, tidak cacat, mata bersih dan terawat, bulu tidak kusam, dan lincah/aktif bergerak.( hir )
»»  Baca Selanjutnya >>>...

Iris : GGD

And i don't want the world to see me, 'cause i don't think that they'd understand, when everything's made to be broken, i just want you to know who i am,,,

My Project

Recent Post