validitas
Validitas dapat diartikan sebagai kesesuaian antara indikator dengan konsep. Pertanyaan yang bisa kita ajukan untuk mengukur validitas adalah, apakah indikator yang kita gunakan benar-benar sudah mengukur konsep yang kita teliti? Indikator yang kita miliki nantinya akan kita tuangkan dalam bentuk pertanyaan di dalam kuesioner. Dengan demikian untuk membuat sebuah kuesioner, maka kita harus terlebih dahulu memastikan validitas dari indikator yang kita gunakan. Ambil saja contoh berikut ini. Dalam salah satu pertanyaan yang saya ajukan di kuesioner adalah sebagai berikut; Apakah Anda memiliki mobil pribadi? Pertanyaan ini dipakai untuk mengukur konsep kesejahteraan. Apakah indikator yang dipakai valid? Tentunya kita harus melihat dulu definisi konsep dari kesejahteraan. Tenyata konsep kesejahteraan kita definisikan sebagai terpenuhinya kebutuhan sandang pangna dan papan. Dengan demikian pertanyaan yang kita ajukan tidak memiliki validitas yang tinggi, karena tidak mengukur kebutuhan pokok. Pertanyaan yang seharusnya kita ajukan misalnya apakah anda makan 3 kali sehari?
Dalam proses penarikan sampel, kita tahu bahwa ada beberapa konsep yang sebaiknya perlu dipahami terlebih dahulu. Konsep-konsep tersebut antara lain: 1. Unit analisa, yaitu satuan yang akan kita teliti 2. Unit observasi, yaitu satuan darimana kita mendapatkan informasi.
Berbagai bentuk hubungan yang ada di dalam penelitian sosial, di antaranya adalah:
1. berdasarkan sifat hubungan, kita kenal ada hubungan yang simetris dan hubungan yang asimetris
2. berdasarkan jumlah variabel, kita kenal ada univariat, bivariat, dan multivariat
3. berdasar bentuk hubungan, ada hubungan linear dan hubungan unlinear
4. berdasar kondisi hubungan, ada hubungan cukup, perlu, serta cukup dan perlu.
Teknik kuesioer : Dalam menyusun pertanyaan-pertanyaan yang ada di kuesioner ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu antara lain: 1. jangan membuat pertanyaan yang double barelled, atau pertanyaan yang mengandung lebih dari satu pertanyaan 2. jangan membuat pertanyaan yang me-leading atau mengarahkan jawaban responden 3. jangan membuat pertanyaan yang kategori jawabannya tidak muttualy exclusive, atau kategori jawaban yang ada sling tumpang tindih 4. Jangan membuat pertanyaan yang kategori jawabannya tidak exhaustive atau tidak tuntas.
Dalam rencana analisa data, ada beberapa langkah yang harus dilakukan antara lain, mengelompokkan variabel-variabel yang akan dianalisis dan di deskripsikan, membentuk kategori baru, membentuk variabel baru, serta menentukan tabel dan statistik yang akan digunakan.
Prinsip pembentukan kategori baru adalah: 1. menentukan skor untuk setiap kategori jawaban yang ada, misalnya apakah skor untuk jawaban ya kita beri skor 1 atau 2. Tentunya pembobotan skor ini didasarkan pada pertimbangan apakah responden yang menjawab ya memang layak di beri skor lebih tinggi jika dibanding ia menjawab tidak. 2. menyederhanakan variasi jawaban yang terlalu banyak, agar lebih mudah dalam menganalisa datanya.
0 comments:
Post a Comment